Skip to main content

#marchproject 9: Pak Widya Kopi Aroma, Anita Roddick dan Google Guys


 25. Pak Widya, Kopi Aroma. Aku tidak hanya menggemari robusta atau arabikanya kopi Aroma, tapi juga sangat terinspirasi oleh prinsip dagang pemiliknya. Pak Widya, selalu mengulang nasehat yang sama "kalau dagang jangan bohong, kalau barangnya jelek ya bilang jelek, kalau barangnya bagus ya bilang bagus, percuma dapat untung banyak kalau di dapat dari membohongi pembeli." Kejujuran dalam usaha, kesederhanaannya dan konsistensinya jadi cermin buatku ketika berusaha. Setiap hari, jika tidak mengajar (pak Widya ini juga dosen), dia akan ada di tokonya berbaur bersama pegawainya yang lain, ikut melayani pembeli dan mengolah sendiri kopi yang dipasarkannya. Setiap masuk di dalam gudangnya dan setiap kali dia menjelaskan tentang usaha kopinya, semakin inspirasi itu tertanam kuat. "Hati-hati kalau naik motor, di jalan banyak lubang." Kepeduliannya pada konsumennya adalah cerminan ketulusannya pada usaha yang dia jalani sejak dua generasi di atasnya. Terima kasih Pak :)

foto diambil dari sini

26. Aku harus menyebut bahwa Anita Roddick, pendiri Body Shop adalah pengusaha yang membuat aku bercita-cita: "kalau aku jadi pengusaha, aku ingin seperti Anita, bisa membangun usaha berbasis komunitas" dan apa yang dijalankan oleh Anita jugalah yang banyak menginspirasiku ketika membangun tobucil. Aku mencoba menjalankannya dalam skala yang lebih kecil, tapi bagaimana Anita mencoba membuat perdagangan ini memajukan komunitas pendukungnya dan berjalan dengan prinsip keadilan, sungguh sangat menginspirasiku.
 foto diambil dari sini

27. Google Guys: Larry Page dan Sergey Brin. Dari usia, mereka berdua hanya beberapa tahun di atasku, tapi dari segi pencapaian jangan ditanya. Membaca kisah bagaimana mereka membangun Google (di buku Google Story), benar-benar menyadarkanku tentang, tidak ada mimpi yang tidak mungkin. Prinsip mereka "Don't Be Evil" dalam membangun Google memperjelas bahwa perusahaan yang baik, di bangun dari prinsip yang baik juga. Aku juga sangat mengagumi semangat eksplorasi mereka dan semangat open source dalam membangun Google. Aku sulit membayangkan jika ga ada google bisakah informasi dan pengetahuaan yang tersebar lewat internet ini bisa di akses dengan mudah? Mungkin bisa juga, tapi jalan ceritanya menjadi berbeda.

Comments

Puwi said…
makasih mbak sharingnya. aku makin terkagum2 setelah tau kl si google itu awalnya "hanya" berupa kumpulan komputer bekas sumbangan teman2nya yg diletakkan di garasi yg akhirnya dijadikan server atau apalah. yg jelas kagum bgt. (ini tau dr teman) hihihi
vitarlenology said…
bener banget..hebatnya mereka susun tuh komputer bekas kaya nyusun lego dan jadilah server awal google... waktu pertama kali pindah ke amerika, sergey dan keluarganya harus pindah-pindah menumpang pada kenalan keluarga karena mereka imigran yahudi rusia dan mendapat diskriminasi..
vitarlenology said…
This comment has been removed by the author.

Popular posts from this blog

Giveaway: Sepuluh 'Vitarlenology's Visual Diary Pocket Book' Hanya Buat Kamu :)

  Halo teman-teman semua. Menjelang ulang tahunku, aku ingin bagi-bagi hadiah buat teman-teman semua. Ada sepuluh pocket book buatanku yang akan aku bagikan cuma-cuma. Pocketbook ini covernya diambil dari foto-foto jepretanku dari koleksi NYC visual diary. Aku ingin berbagi kesan mendalamku tentang NYC pada teman-teman semua lewat pocket book ini.  Caranya: silahkan tulis komentar apapun di postingan ini dan yang belum follow, silahkan follow dulu biar bisa ikutan giveaway ini. Aku tunggu paling lambat tanggal 30 Maret 2011, Pk. 24.00 WIB. Sepuluh orang yang beruntung akan mendapat kiriman pocket book ini dariku..  Oya, giveaway ini terbuka bagi seluruh penghuni planet bumi ini hehehhe.. alias selain orang Indonesia boleh ikutan juga kok.. :) Salam hangat,  tarlen

RTP#2: Cara Memindahkan Gambar Ke Atas Kain Dengan Menggunakan Gloss Gel Medium

Model dalam foto diperagakan oleh James Franco :D Ini adalah teknik yang aku pelajari dari kelas scrap book tobucil, yaitu cara memindahkan gambar ke atas canvas dengan menggunakan gloss gel medium. Teknik ini gampang-gampang susah, tapi sekali coba pasti ketagihan.  Bahan yang dibutuhkan adalah gloss gel medium, bisa dibeli di toko alat gambar, kain kanvas untuk melukis dan gambar yang difoto copy atau di print dengan menggunakan printer laser. Teman-teman bisa mengganti kanvas dengan kain biasa, tapi akan lebih efektif jika kain tersebut dilapisi dengan gesso atau cat tembok. Penting untuk diperhatikan bahwa gambar harus di print dengan printer laser karena jika menggunakan printer deskjet, gambar akan luntur dalam proses pemindahannya nanti. Catatan: Jika memprint gambar yang ada tulisannya, sebelum di print, tulisan di "mirror" dulu biar terbalik dan ketika dipindahkan nanti, tulisan akan ada dalam posisi normal. Gambar di bawah lupa di "mirror" jadinya