10. Bandung adalah rumah pertamaku. Sejauh apapun aku pergi, aku selalu kembali pulang ke Bandung. Hal yang paling menyenangkan di Bandung adalah aku bisa merealisasikan ide-ide apapun dengan leluasa. Untuk para crafter, mau bikin apapun di Bandung, bahan bakunya ada. Kota ini memberi banyak inspirasi dan toleransi, meski kadang ada saatnya kebosanan datang akibat terlalu nyaman hidup di kota seperti Bandung. Jika perasaan itu datang, tandanya aku harus berjarak dulu dari kota ini, melakukan perjalanan untuk memaknai kembali Bandung sebagai rumahku, tempat aku kembali pulang.
11. New York City: Manhattan, Brokklyn, Queens, Bronx. Empat bulan menjadi New Yorker, kota ini membekali aku dengan inspirasi yang luar biasa. Setiap denyut kehidupannya, inspirasi dengan mudah aku pungut di mana-mana: taman-taman kota, Central park tentu saja salah satunya, museum-museumnya, ruang-ruang publiknya, komunitas-komunitasnya, Brooklyn (I love Bklyn very muchhh) bahkan di kebun binatang dan botanical gardennya (Bronx). Aku selalu ingin kembali lagi ke kota ini, selalu!
12. Seattle. Ya, kota ini tentu saja berhubungan erat dengan sumber inspirasiku yang lain: Pearl Jam. Meski aku menonton konser mereka di NYC, tapi menginjakkan kaki di Seattle adalah satu kewajiban selama di Amrik. Seattle di masa remajaku, seperti Mekah. Aku merasa perjalanan 'spiritual'ku menjadi lengkap setelah menginjakan kaki di kota ini. Semua yang menginspirasi dari imajinasiku tentang kota ini, akhirnya bisa ku raba, ku hirup baunya dan ku rengkuh wujudnya. Selain NYC, aku ingin kembali lagi ke kota ini. Kota yang mengingatkanku akan Bandung dalam versi yang lebih tertib.
semua foto jepretan vitarlenology
Comments
Tiap kali ke Bandung rasanya kayak memutar jam mundur. Jadi melankolis.
Saya belum pernah ke Broklyn dan Pitsburg. Kalau next time mBak Tarlen ke sana lagi silahkan ajak saya. Saya mau loh disuruh angkat ransel + laptop asal diajaknya gratis. huehehe
Saya baru nyampe seputaran asia tenggara saja, dan menurutku Bangkok bisa dijadikan sumber inspirasi kreatifitas.
Ah, iya... tentu saja Tobucil bagi saya jadi sumber inspirasi. Sekitar tahun 2005 saya pernah ke Tobucil. Waktu itu dalam rangka 'survey' bikin toko buku spesifik. Hasil survey waktu itu: pentingnya idealisme literal dan pentingnya membentuk komunitas untuk mencapai tujuan tsb.
Aku sudah janjian dgn seorang teman di Bandung, April mau ke Bandung. Semoga bisa ketemu mbak Tarlen.