Gambar diambil dari sini. Lukisan ini mengingatkanku pada kalender dari perusahaan tempat bapakku kerja, dengan gambar seperti ini
52. Dongeng Sebelum Tidur. Beruntung, aku punya orang tua yang sempat melakukan tradisi mendongeng sebelum tidur. Kalau ibuku senang sekali menceritakan dongeng-dongeng seperti Timun Mas, Ande-ande Lumut dan mengajarkan doa-doa sebelum tidur. Tapi aku ingat, favorit ibuku adalah mendongeng Ande-ande Lumut yang biasanya oleh ibuku akan di 'tembang'kan dengan langgam Jawa. Sementara bapakku paling senang dongeng bebas alias mengarang indah. Dia selalu punya khayalan-khayalan yang penuh kejutan. Paling seneng kalau mbah kakung datang berkunjung, dia akan didaulat untuk mendongeng juga. Biasanya mbah kakung lebih seneng mendongeng soal sejarah lisan keluarga besar dari pihak ibuku yang ceritanya 'luar biasa' menurutku. Dongeng yang menjadi kesadaran sejarah individu, tentang asal-usulku yang membentuk identitasku. Kurasa pengalaman didongengi sebelum tidur di masa kecil, jadi pondasi dari sumur inspirasi yang ga pernah kering. Ada masa dimana aku bertanya-tanya: 'kenapa sih aku lahir dari orang tua dan keluarga besar seperti ini?' Tuhan, kenapa aku ga bisa milih aja pengen dari keluarga seperti apa aku ingin dilahirkan?' tapi lama-kelamaan proses menemukan jawaban dari pertanyaan seperti ini, justru melahirkan kesadaran: Terima kasih Tuhan, aku diberi orang tua yang luar biasa ini, tidak sempurna tapi tidak ada duanya. Justru pertanyaanku sekarang adalah: Tugas apakah yang harus kujalankan, ketika Engkau lahirkan aku dari orang tua dan keluarga besar seperti ini?
gambar diambil dari sini
53. Sanggar Cerita. Zaman aku kecil, ada sebuah acara di TVRI namanya Sanggar Cerita. Isinya drama tentang cerita-cerita rakyat tradisional. Bahkan si Sanggar Cerita ini juga ada dalam bentuk kaset (aku inget yang nyanyi lagunya namanya Hanna Pertiwi.. kemana ya dia sekrang?) Aku seneng banget sama acara ini. Padahal kalau diinget-inget lagi, dramanya bener-bener 'cupu' abis. Tapi, waktu kecil karena eranya masih era TVRI, acara Sanggar Cerita sungguh sesuatu yang dinanti dan inspiratif banget. Sahabatku malah hunting lagi rekaman-rekaman Sanggar Cerita dan di mp3kan. Sama seperti kaset-kaset lawak yang sekarang kalau didengerin lagi, masih tetep lucu.
54. Sandiwara Radio. Aku ingat ada satu drama radio terkenal di masa kecilku dulu, judulnya: "Ibuku Malang, Ibuku Sayang". Pengisi suaranya: Ferry Fadhli, Maria Oentoe, Ivana Rose. Trus tokoh yang aku ingat, namanya Pak Sasongko.. hahahahaha.. sumpah deh aku jadi ketawa-ketawa sendiri nih nginget-nginget sandiwara radio ini. Karena internet belum lahir dan TV masih terbatas, radio jadi hiburan satu-satunya. Mengikuti sandiwara radio ini sungguh inspiratif, karena imajinasi dipaksa untuk bermain-main, membayangkan kira-kira visualisasi adegannya seperti apa. Termasuk juga dongeng Sunda di radio yang dibawakan oleh Wa Kepoh. Wa Kepoh ini sungguh hebat, suaranya bisa jadi perempuan, laki-laki dan anak-anak. Dongeng diputar jam 11 siang dan biasanya terselip cerita hantunya juga. Aku belajar bahasa Sunda selain dari pergaulan sehari-hari, juga dari dongeng Sunda di radio ini. Di rumah, orang tuaku berbahasa Jawa.
Comments
http://gloriaputri.blogspot.com
ahh.. jadi kangen. Skarang masih ada ga yaa??