Skip to main content

Catatan Produksi: Menentukan Batas Waktu Pengerjaan

Mulai Januari, meski mulainya di detik-detik terakhir _ aku akan mencoba berbagi catatan tentang produksi dan seputar pengalaman menjadi seorang bookbinder yang memiliki brand 'vitarlenology.' Ini bukan berarti sietem produksiku lebih baik dari yang lain, bukan. Ini justru menjadi catatan buatku sendiri yang mungkin berguna buat orang lain, untuk saling belajar dan berbagi pengalaman sebagai seorang 'crafter' dan 'book binder'.


"Berapa lama ya perngerjaannya?" atau "Selesainya kapan ya mba?" pernyataan yang sangat lazim ditanyakan kosumen, ketika mereka memesan produk buatan kita. Dulu aku menjawabnya sesuai dengan waktu minimal yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Misalnya aku bisa selesaikan dua hari ya aku jawab dua hari, tiga hari, ya aku jawab tiga hari. Tapi ternyata jawaban ini buatku sungguh merepotkan. Bayangkan saja, jika ada konsumen pesan di hari senin, aku akan menjawab notebooknya akan selesai dikerjakan di hari kamis. Begitu juga ketika pesanan masuk di hari selasa, aku akan mengatakan pesanan bisa selesai di hari jumat, dan seterusnya.

Setelah dijalani, waktu pengerjaan seperti ini, sangat tidak efisien. Karena ini membuat aku mesti bolak balik hampir setiap hari ke tempat vendor produksi yang menyediakan alat produksi yang aku tidak miliki. Ibaratnya penetapan waktu pengerjaan seperti ini seperti 'mengecer' pekerjaan. Aku jadi kehilangan banyak waktu di jalan untuk bolak balik. Waktu yang semestinya bisa aku manfaatkan untuk yang lain. Dan jika aku ga bisa pergi aku biasanya meminta go-jek untuk mengantarkan bahan ke tempat vendor. Tentunya penetapan waktu pengerjaan seperti ini akan berdampak pada pemborosan biaya kurir go-jek.

Akhinya, mulai Januari ini, aku menetapkan batas waktu maksimal bagi para pemesan. Pertanyaan yang sama sekarang aku jawab dengan jawaban: "pengerjaan maksimal 7 hari, sabtu dan minggu tidak dihitung". Kenapa Sabtu dan Minggu tidak dihitung? karena itu adalah jadwalku libur produksi tapi pesanan bisa tetap masuk. Jadi jika ada konsumen memesan di hari rabu, itu artinya pesanan maksimal akan selesai di Jumat minggu depannya. Dengan jawaban seperti ini, aku bisa membuat jadwal ke tempat vendor dengan lebih efisien. Karena ada waktu untuk mengumpulkan pesanan terlebih dahulu. Misalnya aku mengumpulkan pesanan dari hari Sabtu sampai Selasa, pesanan empat hari bisa aku masukan ke vendor di Selasa sore dan biasanya akan selesai keesokan harinya. Sementara pesanan Rabu sampai  Jumat, bisa aku masukan vendor produksi Jumat sore dan selesai keesokan harinya. Waktu produksi seperti ini, justru memberiku keleluasaan dan efisiensi waktu serta biaya produksi. Keleluasaan ini yang membuat aku jadi punya waktu untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan lain di luar pesanan, riset dan pengembangan untuk desain baru dan tentu saja waktu untuk bersenang-senang :D

Menentukan waktu maksimal keuntungannya adalah konsumen sejak awal berharap pesanannya akan selesai di waktu maksimal yang sudah ditentukan. Ketika kita bisa menyelesaikannya lebih cepat, konsumen akan senang dan puas karena merasa dilayani dengan cepat. Selain itu, karena produk yang kita buat adalah buatan tangan kita sendiri, kadang di tengah-tengah waktu pengerjaan, tiba-tiba saja muncul gangguan, entah itu acara dadakan yang menyita waktu dan mengacaukan jadwal atau kita tiba-tiba sakit dan terpaksa harus berisitirahat dan tidak bisa mengerjakan pesanan pada hari itu.

Menentukan waktu maksimal membuat kita jadi punya cadangan waktu, meski ini bukan berarti menjadi alasan untuk bermalas-malasan dalam pengerjaannya. Semoga catatan produksi ini bermanfaat :)

31 Januari 2016

Comments

dayen.d@gmail.com saidā€¦
tarlen, keren ide nya... sukses terus yaa..

Popular posts from this blog

Giveaway: Sepuluh 'Vitarlenology's Visual Diary Pocket Book' Hanya Buat Kamu :)

  Halo teman-teman semua. Menjelang ulang tahunku, aku ingin bagi-bagi hadiah buat teman-teman semua. Ada sepuluh pocket book buatanku yang akan aku bagikan cuma-cuma. Pocketbook ini covernya diambil dari foto-foto jepretanku dari koleksi NYC visual diary. Aku ingin berbagi kesan mendalamku tentang NYC pada teman-teman semua lewat pocket book ini.  Caranya: silahkan tulis komentar apapun di postingan ini dan yang belum follow, silahkan follow dulu biar bisa ikutan giveaway ini. Aku tunggu paling lambat tanggal 30 Maret 2011, Pk. 24.00 WIB. Sepuluh orang yang beruntung akan mendapat kiriman pocket book ini dariku..  Oya, giveaway ini terbuka bagi seluruh penghuni planet bumi ini hehehhe.. alias selain orang Indonesia boleh ikutan juga kok.. :) Salam hangat,  tarlen

RTP#2: Cara Memindahkan Gambar Ke Atas Kain Dengan Menggunakan Gloss Gel Medium

Model dalam foto diperagakan oleh James Franco :D Ini adalah teknik yang aku pelajari dari kelas scrap book tobucil, yaitu cara memindahkan gambar ke atas canvas dengan menggunakan gloss gel medium. Teknik ini gampang-gampang susah, tapi sekali coba pasti ketagihan.  Bahan yang dibutuhkan adalah gloss gel medium, bisa dibeli di toko alat gambar, kain kanvas untuk melukis dan gambar yang difoto copy atau di print dengan menggunakan printer laser. Teman-teman bisa mengganti kanvas dengan kain biasa, tapi akan lebih efektif jika kain tersebut dilapisi dengan gesso atau cat tembok. Penting untuk diperhatikan bahwa gambar harus di print dengan printer laser karena jika menggunakan printer deskjet, gambar akan luntur dalam proses pemindahannya nanti. Catatan: Jika memprint gambar yang ada tulisannya, sebelum di print, tulisan di "mirror" dulu biar terbalik dan ketika dipindahkan nanti, tulisan akan ada dalam posisi normal. Gambar di bawah lupa di "mirror" jadinya ...

Alat Pembuat Kancing Bungkus

Beberapa waktu lalu, mba Dina Santoso berkirim email padaku dan menanyakan soal alat pembuat kancing bungkus. Nah, postingan pertama di tahun ini akan menjelaskan tentang alat pembuat kancing bungkus yang aku punya dan cara kerjanya. Alat pembuat kancing bungkus biasanya bentuknya seperti ini. Alat dengan model ini kelebihannya  bisa digunakan untuk membuat kancing dari berbagai macam ukuran sesuai dengan ukuran matras yang digunakan. Alat ini ukurannya tidak terlalu besar dan bisa di simpan di atas meja. Kira-kira tingginya sekitar 30 cm dan lebar 8 cm. Beratnya kira-kira 2kg. Alat pembuat kancing dilengkapi dengan cetakan kancing yang disebut matras. Matras ini terdiri dari 3 bagian. Bagian bawah yang memiliki per, bagian atas dan alat untuk merapihkan kain yang akan dibuat kancing. Matras menjadi tempat untuk mencetak kancing yang terdiri dari dua bagian: mangkuk dan dtutupnya. Mangkuk kancing ini yang nanti akan dibungkus dengan menggunakan kain. Setiap bagian dijual secara...