Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2010

Katalog Baru Notebook Batik Suede

Sekarang Notebook Batik Suede buatanku ada banyak pilihan. Ini disebabkan karena koleksi batikku juga semakin bertambah :) Siapa yang tahan dengan godaan toko batik apalagi kalo tante penjualnya ramah banget dan cukup menyakinkan calon-calon pembeli lemah iman seperti aku ini heheheheh.. Katalog lebih lengkapnya ada di sini: http://vitarlenology.multiply.com/photos/album/253

Oleh-Oleh Dari Workshop Boneka Monster

Halo semuanya, pakabar? udah lama nih ga update blog. Aku akan mulai lagi dengan membagikan oleh-oleh dari workshop boneka monster di acara Kelir Festival yang lalu.  Foto-foto Workshop Boneka  Monster di Park Slope, Brooklyn, ada di sini  Foto diambil dari album foto Brooklyn Indie Market Membuat boneka monster buatku adalah kegiatan yang menyenangkan. Pertama kali aku dikenalkan pada pembuatan boneka monster ini, tahun 2008 dalam program residency internationalku di NYC. Kathy Malone dari Brooklyn Indie Market mengundangku untuk terlibat dalam workshop ini yang merupakan bagian dari acara Eco Festival di Park Slope, Brooklyn, NYC. Waktu itu Kathy sudah menyiapkan template monsternya yang berupa kantung-kantung bakal boneka moster yang terbuat dari kain. Ia juga menyiapkan isiannya (bisa berupa dacron atau guntingan-guntingan kain bekas) dan pernak-pernik berupa kancing, pita-pita untuk menghias monsternya. Jadi anak-anak tinggal mengisi kantung-kantung itu dengan bah

Kelir Festival: Pameran, Talkshow dan Workshop

Teman-teman yang berdomisili di Jakarta, ada acara menarik nih (klik gambar untuk membaca lebih jelas jadwal workshopnya):

Alamak, Lantainya..

Setelah membereskan album fotoku di Flickr, aku baru inget kalau ada oleh-oleh yang tertinggal dari perjalanan Asia Tenggara, Maret-April lalu. Foto-foto lantai. Ya, lantai atau 'jubin' kalau kata Ibuku dengan logat Yogjanya atau kata nenekku yang orang Semarang itu. Aku terpukau oleh lantai-lantai antik di banyak bangunan lama di Vietnam. Gila beneran niat. Tiap ruangan, lantainya biasa beda corak. Hebatnya lagi, kualitas lantainya sangat baik, jadi warna-warna klasik vintagenya ga luntur. Waktu mengambil foto-foto ini yang terbayang olehku adalah: 'wah ini motif-motif lantai bisa di olah lagi dijadiin sesuatu'. Aku jadi inget juga sama rumah lama di Jawa Tengah (pecinan Semarang salah satunya) dan rumah di jalan Aceh 56, mau aku fotoin ah, seru juga ngumpulin foto-foto lantai. Berminat? Lebih banyak foto ada di  vitarlenology's flickr

Notebook Bersampul Kemasan Tetra Pak

Sambil menunggu hujang reda, iseng guntang gunting dua kemasan bekas teh kotak yang tergeletak di mejaku. Nengok ke dalam salah satu peralatan, nemu tape bergambar tengkorak. Ya sudah, langsung saja menggunting dan menempel. Kemasan Tetra Pak, sebelumnya di gunting dan dicuci dulu dalemnya, biar ga lengket dan kotor karena bekas minuman. Setelah itu, gunting sesuai dengan bekas lipatannya. Potongan-potongan tetra pak ini kemudian di sambung dengan menggunakan tape tengkorak. Biar rapi pinggirannya juga di bingkai dengna tape tengkorak. Untuk memperkuat lapisan dalam, aku melapisinya dengan lakban bening, sehingga cover benar-benar tahan air depan dan belakang. Bagian dalam sengaja ga aku lapis lagi, biar tulisan teh kotaknya keliatan jadinya ketauan ini notebook covernya dari daur ulang tetra pak. Biar notebooknya ga mangap, aku pasang karet elastis hitam yang aku tempelkan di bagian belakang dengan menggunakan kenop besi. Setelah itu baru motong kertas untuk bagian dalamnya dan

Sketchbook Handmade A5 dan A6

Inilah salah satu produk andalan yang aku jual di Crafty Days kemarin. Sketchbook dengan karet pengikat. Terinspirasi dari Moleskine _ notebook yang dipakai Ernest Hemingway. Aku bikin versiku sendiri. Isinya pakai kertas gambar Padalarang. Covernya terbuat dari kain kanvas warna warni dan bagian dalamnya aku lapisin dengan kain garis-garis, kotak-kotak dan polka dot. Pilihan bahan kanvas dan warna-warna polos ini sebenernya untuk merespon permintaan temen-temen cowo yang menganggap Simple Binding Notebook yang aku bikin, kecentilan buat mereka. Koleksi warna akan bertambah. Pemilihan kertas Padalarang juga, karena aku pengen eksplor kertas-kertas lokal dan juga karena kertas ini cukup enak buat ditulisi atau digambari. Oya pinggiran kertasnya sengaja ga aku rapihkan karena ketika dipotong ada efek serabut yang justru memberi aksen dan membuat notebook ini jadi 'handmade' banget. Aku bikin dua ukuran: A6 (14 x 9 cm) dan A5 (20 x 14 cm). Yang berminat bisa lihat leb

Hadiah di Sabtu Pagi

Seperti biasa, Sabtu pagi, klab scarpbook beraktivitas di tobucil. Aku baru datang jam 10 karena kesiangan bangun. Claudine dan Caroline dari klab scrapbook mencegatku. 'Ini..' mereka berdua menyodorkan seikat kain-kain vintage terikat tali katun bordir dan sebuah kaleng bergambar Mozart. Aku langsung bingung..' ini maksudnya?' ..'buat kamu, dari kami dan mama..' aku langsung melongo trus berteriak senang...'aaaaahhhh..' Claudine dan Caroline tertawa melihat reaksiku. 'Pantesan dua hari lalu aku ngimpi ngembat kaleng bagus ..eh ternyata mau ada yang ngasih kaleng.. heheheh' Terima kasih ya Claudine, Caroline dan Mama juga.. untuk hadiahnya.. bener-bener memberi kejutan menyenangkan di Sabtu pagi.

Menggila Di Gang Tamim

  Setiap ke Gang Tamim bareng, aku dan Mei sudah bisa dipastikan jadi 'gila' mendadak. Apalagi kalau bukan kain-kain yang membuat kami jadi kalap dan tanpa berpikir panjang langsung nunjuk: 'koh/cik, yang ini semua semeter-semeter ya..' Dan setelah di jumlah total tau-tau udah 20 meter aja gitu.. hihihihi..  Tapi beneran, kalau buatku belanja kain bersama sahabat yang sama-sama menggilai kain, adalah hal yang membahagiakan, karena berbagi 'kegilaan' bersama, rasanya seperti berbagi energi untuk melahirkan karya-karya baru. 'Karena kita punya kain yang sama, berarti harus mikirin gimana biar desain notebooknya beda, biarpun kainnya sama..' begitulah tantangan dari sahabatku Mei. Kegilaan dengan kain-kain di Gang Tamim ternyata belum cukup. Kegilaan berlanjut di toko kertas di daearh Pajagalan, Cibadak. Hasilnya ya.. segambreng belanjaan harus muat dibawa pakai motor yang perlahan tapi pasti menyusuri jalanan suniaraja, stasiun, wastukencana dan masuk ja

Numpang Nampang Meja Vitarlenology di Media

Pikiran Rakyat, Minggu 30 Mei 2010 Suara Pembaruan, Senin 31 Mei 2010  Suplemen Belia, Pikiran Rakyat, 1 Juni 2010. Liputannya ada di sini

Dari Crafty Days #4

Mejanya Vitarlenology dan Oma Anna . Foto oleh Sondhiar Hitomartanoe Berhubung yang empunya acara, jadi boleh pilih spot yang paling wueeeenak di halaman tobucil untuk menggelar meja dagangan. Spot favoritku adalah di bawah pohon rambutan, di sebelah kolam ikan. Suara gemercik air dan tanaman-tanaman  hijau rimbun, bikin jaga meja seharian tidak terlalu melelahkan. Tetangga meja adalah Oma Anna . Selama dua hari, menu sarapan paginya adalah roti bakar dengan selai strawbery dan Sarikaya yang enak banget buatan Oma Ann a.    Mejaku di Crafty Days #4 Selain barang-barang buatanku, ada juga frame dan bantal-bantalnya Amesh juga dompet-dompet cantik dari  Berries.  Untuk Crafty Days #4, aku mengeluarkan notebook baru yang adalah buku sketsa dari kertas gambar Padalarang dengan cover dari kain kanvas warna-warni dan karet elastis berwarna hitam (review produknya menyusul karena sedang di bikin lagi).    Aku, Wienny, Kei dan Caroline dari Klab Scrap Book Tobucil  Aku dan teman-tema

Bertemu Karya Julian Schnabel Di Selasar Sunaryo

Karya Julian Schnabel di Pameran Transavanguardia, Selasar Sunaryo Kejutan yang kudapatkan hari ini: bertemu karyanya Julian Schnabel di Selasar Sunaryo , Bandung. Awalnya aku dan Mei janjian liat pameran seni grafis dari Itali, Transavanguardia. Tiba-tiba di ruang sayap, aku terpaku dengan karya-karya yang sangat menarik perhatian. Ketika membaca captionnya benar-benar terkejut: Julian Schnabel . WOW!!! salah satu seniman sekaligus sutradara favoritku (plus salah satu sohibnya Benicio Del Toro .. :D). Aku benar-benar ga nyangka, karyanya Schnabel terpajang di Selasar Sunaryo, Bandung (ga ada publikasi soal ini dari Selasar). Bagiku, bisa melihat karya seniman besar seperti: Andy Warhol , Frida Kahlo , Francis Bacon , Henry Moore , Jeff Koons juga Julian Schnabel , r asanya seperti berpapasan langsung dengan orangnya dan mencium baunya. Meski yang dipamerkan sebenarnya karya-karya lama Schnabel (tahun 1990-an), memberi bukti bahwa Julian memang seniman yang karya dua demensinya