Skip to main content

#marchproject 27: Denys Lombard, Haryoto Kunto dan Ong Hok Ham


79. Nusa Jawa Silang Budaya, Denys Lombard. Sabagai orang Jawa yang lahir dan besar di Bandung, persoalan identitas sering jadi pertanyaanku. Apalagi waktu aku kecil, guru olah ragaku yang bukan orang Jawa, pernah mengolok-olok kejawaanku ini. Pengalaman pahit itu, memotivasiku untuk mencari tau lebih banyak tentang Jawa, karena bagiku mengetahui Jawa, berarti juga mengetahui identitas kulturalku. Aku  mengerti bahasa Jawa, bisa bicara sedikit, tapi aku lebih fasih berbahasa Sunda dan kadang itu membingungkan. Tahun 1998, aku mendapatkan buku Nusa Jawa Silang Budaya. Sebuah hasil penelitian Denys Lombard, sejarawan Perancis tentang sejarah Jawa dan pengaruh-pengaruh yang membentuknya. Bukan hanya Jawa Tengah, tempat leluhurku, tapi seluruh pulau Jawa menjadi kajian buku ini. Luar biasa dan sangat membuka perspektif kesejarahan dan kejawaanku.


80. Haryoto Kunto. Aku sangat mengagumi Pak Kunto Alm. Dia dengan segudang referensinya, merangkai sejarah Bandung dalam beberapa buku yang ditulisnya: Wajah Bandung Tempo Doeloe, Semerbak Bunga di Bandung Raya, Ramadhan di Priangan. Dengan berceritanya yang asyik, aku seperti didongengi olehnya tentang bagaimana kota bernama Bandung ini dibentuk dan diwarnai oleh tradisi kolonialisme. Pak Kunto, membuatku memahami dan mencintai Bandung dengan cara yang berbeda. Pak Kunto juga membuatku tertarik pada kajian tentang kota.


81. Ong Hok Ham. Aku sangat menyukai kisah-kisah sejarah yang ditulis oleh Ong Hok Ham. Sejarawan ini senang sekali melihat sejarah Indonesia dari narasi-narasi kecil. Dia bisa menceritakan tentang skandal pencurian gordyn dalam hubungannya dengan konspirasi pembunuhan di sebuah karesidenan di Jawa Tengah. Ong membuat aku melihat Indonesia dari kepingan-kepingan kecil yang terhubung satu sama lain. Apalagi situasi Indonesia paska reformasi yang terasa tak tentu arah dan tujuan begini. Membaca karya-karyanya Ong Hok Ham, membuatku mengenali kembali ke Indonesiaanku.

Comments

Popular posts from this blog

Giveaway: Sepuluh 'Vitarlenology's Visual Diary Pocket Book' Hanya Buat Kamu :)

  Halo teman-teman semua. Menjelang ulang tahunku, aku ingin bagi-bagi hadiah buat teman-teman semua. Ada sepuluh pocket book buatanku yang akan aku bagikan cuma-cuma. Pocketbook ini covernya diambil dari foto-foto jepretanku dari koleksi NYC visual diary. Aku ingin berbagi kesan mendalamku tentang NYC pada teman-teman semua lewat pocket book ini.  Caranya: silahkan tulis komentar apapun di postingan ini dan yang belum follow, silahkan follow dulu biar bisa ikutan giveaway ini. Aku tunggu paling lambat tanggal 30 Maret 2011, Pk. 24.00 WIB. Sepuluh orang yang beruntung akan mendapat kiriman pocket book ini dariku..  Oya, giveaway ini terbuka bagi seluruh penghuni planet bumi ini hehehhe.. alias selain orang Indonesia boleh ikutan juga kok.. :) Salam hangat,  tarlen

RTP#2: Cara Memindahkan Gambar Ke Atas Kain Dengan Menggunakan Gloss Gel Medium

Model dalam foto diperagakan oleh James Franco :D Ini adalah teknik yang aku pelajari dari kelas scrap book tobucil, yaitu cara memindahkan gambar ke atas canvas dengan menggunakan gloss gel medium. Teknik ini gampang-gampang susah, tapi sekali coba pasti ketagihan.  Bahan yang dibutuhkan adalah gloss gel medium, bisa dibeli di toko alat gambar, kain kanvas untuk melukis dan gambar yang difoto copy atau di print dengan menggunakan printer laser. Teman-teman bisa mengganti kanvas dengan kain biasa, tapi akan lebih efektif jika kain tersebut dilapisi dengan gesso atau cat tembok. Penting untuk diperhatikan bahwa gambar harus di print dengan printer laser karena jika menggunakan printer deskjet, gambar akan luntur dalam proses pemindahannya nanti. Catatan: Jika memprint gambar yang ada tulisannya, sebelum di print, tulisan di "mirror" dulu biar terbalik dan ketika dipindahkan nanti, tulisan akan ada dalam posisi normal. Gambar di bawah lupa di "mirror" jadinya