Skip to main content

#marchproject 16: Tukang Penyewaan Komik Keliling, Tjoba Sendiri Dan Toto Chan

46. Waktu kecil di deket rumahku, hampir tiap sore ada tukang penyewaan komik keliling. Bapak-bapak dengan sepeda dan kotak wadah komik yang ikatkan di tempat boncengan sepeda. Komik yang disewakan sebenarnya ga ada buat anak-anak, semua komik 'dewasa' alias komik silat yang berseri-seri itu (baru setelah kelas 6 SD, setelah selesai EBTANAS, diem-diem aku mulai membaca buku silat karya Kho Ping Ho). Sebenarnya yang menginspirasiku sangat dari tukang penyewaan komik keliling adalah melakukan hal yang sama persis dengannya: membuat perpustakaan keliling dengan sepeda dan koleksi majalah BOBO dan buku-buku cerita yang aku punya. Bersama teman-teman bermainku di masa kecil, kami melakukan ide ini. Perpustakaan keliling ini kami namakan perpustakaan "LEO" karena suka sekali dengan 'Leo Singa Jenaka'. Buku-buku itu dibawa keliling naik sepeda, sebagian lagi di gelar di halaman rumahku dan dijaga bergiliran oleh teman-temanku. Biasanya jadwal buka sesudah pulang sekolah. Waktu itu aku masih duduk di kelas 4 SD. Perpustakaan keliling ini berhenti karena banyak buku yg dipinjam trus tidak kembalikan dan juga seiring dengan kesibukan teman-temanku dengan urusan sekolah mereka masing-masing. Pengalaman ini sungguh membekas dan kurasa jadi modal penting ketika aku membangun dan mengembangkan tobucil. Kompas Minggu, pernah menulis soal ini, 7 Maret 2004 lalu.


47. Tjoba Sendiri. Sebuah buku lama tentang percobaan-percobaan sederhana, terbitan Penerbit Djambatan tahun 1950. Buku ini menjadi buku yang menemani kami (aku, dua orang kakakku, dan adikku) mengisi waktu bermain di masa kecil. Sesekali bapak membantu kami melakukan percobaan-percobaan itu. Salah satu percobaan favoritku adalah percobaan membuat pertunjukan film bayangan dengan menggunakan selembar kertas, lilin dan guntingan-guntingan bentuk binatang atau orang yang bisa digerak-gerakkan dengan menggunakan benang. Buku ini selalu membawa semangat  'jangan takut mencoba kalau gagal ulangi lagi.' Aku sudah menjadikannya ebook, bagi yang tertarik silahkan di unduh dari sini. Tautan


48. Toto Chan.  Membaca Toto Chan membuat aku ingin sekali punya kepala sekolah seperti Pak Kobayashi yang mau mendengar murid-muridnya dengan sabar dan memulai pelajaran sekolah dengan pelajaran yang disukai murid-muridnya. Buku ini terbit jauh sebelum bermunculannya sekolah alternatif di negeri ini. Juga sebelum sekolah alternatif menjadi pendidikan yang sangat mahal dan tidak terjangkau oleh banyak orang. Sekolah alternatif yang dialami Toto, sayangnya harus tutup karena Perang Dunia ke II. Tapi sebenarnya, apa yang diajarkan oleh Pak Kobayashi dan kesabaran ibu Toto dalam mengikuti rasa ingin tahu anaknya, adalah inspirasi yang bisa dijalankan oleh siapa saja yang ingin anak-anaknya tumbuh mengikuti keingintahuannya.

Comments

saya juga suka banget dengan toto chan mba. buku saya bervi bhs indonesia. cerita keseharian anak-anak yg mungkin sudah kita lupakan seiring bertambahnya umur. kebetulan ibu saya seorang guru TK dan setiap hari saya mendengar ibu saya bercerita tentang tingkah anak muridnya yang lucu bahkan aneh ;D
Sari Sulistiyo said…
I love toto chan too mba,,
wah,,aku&suami jg pny mimpi bikin sekolah alternatif kyk di toto chan ;)
Nabastalya said…
Sama mbak,aq jg suka toto chan
bgitu banyak sekolah tapi ga bgtu banyak kepala sekolah kayak p'kobayashi ;) toto chan saat dewasa jg ada bukunya, lupa apa judulnya :D

Popular posts from this blog

Giveaway: Sepuluh 'Vitarlenology's Visual Diary Pocket Book' Hanya Buat Kamu :)

  Halo teman-teman semua. Menjelang ulang tahunku, aku ingin bagi-bagi hadiah buat teman-teman semua. Ada sepuluh pocket book buatanku yang akan aku bagikan cuma-cuma. Pocketbook ini covernya diambil dari foto-foto jepretanku dari koleksi NYC visual diary. Aku ingin berbagi kesan mendalamku tentang NYC pada teman-teman semua lewat pocket book ini.  Caranya: silahkan tulis komentar apapun di postingan ini dan yang belum follow, silahkan follow dulu biar bisa ikutan giveaway ini. Aku tunggu paling lambat tanggal 30 Maret 2011, Pk. 24.00 WIB. Sepuluh orang yang beruntung akan mendapat kiriman pocket book ini dariku..  Oya, giveaway ini terbuka bagi seluruh penghuni planet bumi ini hehehhe.. alias selain orang Indonesia boleh ikutan juga kok.. :) Salam hangat,  tarlen

RTP#2: Cara Memindahkan Gambar Ke Atas Kain Dengan Menggunakan Gloss Gel Medium

Model dalam foto diperagakan oleh James Franco :D Ini adalah teknik yang aku pelajari dari kelas scrap book tobucil, yaitu cara memindahkan gambar ke atas canvas dengan menggunakan gloss gel medium. Teknik ini gampang-gampang susah, tapi sekali coba pasti ketagihan.  Bahan yang dibutuhkan adalah gloss gel medium, bisa dibeli di toko alat gambar, kain kanvas untuk melukis dan gambar yang difoto copy atau di print dengan menggunakan printer laser. Teman-teman bisa mengganti kanvas dengan kain biasa, tapi akan lebih efektif jika kain tersebut dilapisi dengan gesso atau cat tembok. Penting untuk diperhatikan bahwa gambar harus di print dengan printer laser karena jika menggunakan printer deskjet, gambar akan luntur dalam proses pemindahannya nanti. Catatan: Jika memprint gambar yang ada tulisannya, sebelum di print, tulisan di "mirror" dulu biar terbalik dan ketika dipindahkan nanti, tulisan akan ada dalam posisi normal. Gambar di bawah lupa di "mirror" jadinya