1. Kenali target audiencemu.
Sebelum menentukan strategi visual seperti apa yang akan dipakai, tentukan dulu, siapa sasaran yang akan dituju.
2. Hitung, berapa uang yang kamu miliki. Untuk kegiatan berbiaya rendah, lebih baik jika kita menghitung terlebih berapa besar uang yang kita miliki untuk memproduksi materi publikasi. Akan lebih mudah, jika strategi disusun berdasarkan kemampuan keuangan kita.
3. Setelah menentukan target audience dan biaya yang kita miliki, baru menentukan strategi visual seperti apa yang akan kita lakukan. Misalnya: format publikasi yang akan kita buat (mana yang lebih efektif, membuat poster atau flyer?), berapa eksemplar yang akan kita produksi? desain grafis seperti apa yang akan digunakan yang mencerminkan kegiatan atau organisasi kita? kemana saja distribusi materi publikasi itu akan kita sebarkan? bahan seperti apa yang akan kita gunakan?
4. Redaksional. Perhatikan informasi apa saja yang akan kita sampaikan. Seringkali terlalu banyak informasi yang ingin disampaikan, malah membuat materi publikasi yang kita cetak menjadi kurang komunikatif. Untuk itu, setelah menentukan format materi publikasi yang akan kita buat. Untuk poster misalnya, ada tagline atau kalimat kunci yang bisa kita ekspos atau tekankan untuk membentuk image acara/tempat yang kita buat, karena poster punya ukuran lebih besar dari materi publikasi lain misalnya flyer. Untuk flyer, karena ukurannya lebih kecil, dan orang bisa membawa flyer, informasi yang ditulis bisa lebih detail.
5. Jangan lupa menulis waktu kegiatan, tempat, alamat dan kontak person kegiatan yang bisa dihubungi. Banyak publikasi yang seringkali lupa mencantumkan informasi yang sangat penting ini, padahal materi publikasinya sudah di buat sedemikian lux dan mahal. Kelalaian ini fatal akibatnya, karena membuat publikasi menjadi kurang efektif. Cantumkan kontak peson dan nomor kontak yang memang bisa dihubungi dan bisa memberikan informasi ketika orang ingin mengetahui lebih banyak kegiatan yang akan diselenggarakan. Jangan mencantumkan nomer kontak yang tidak dapat dihubungi.
6. Hindari penggunaan jenis font lebih dari 3 macam dalam satu publikasi. Penggunaan font yang terlalu beraneka ragam, membuat informasi yang disampaikan menjadi kurang fokus.
7. Perlu diketahui kebiasaan penempelan poster di daerahmu. Misalnya, di Bandung, ketika kamu mengira, menempelkan poster di malam hari adalah waktu yang tepat, ternyata pikiran itu salah. Karena keesokan harinya, poster yang telah kamu tempel dan sebarkan, sudah tertutup oleh poster yang lain. Ada baiknya jika kamu mengetahui jam brapa kira-kira penempelan poster yang tepat.
8. Selain waktu penempelan poster, titik distribusi juga mesti kamu perhatikan. Jika perlu, kamu sediakan kolom khusus untuk menyebutkan titik-titik distribusi publikasi yang kamu buat. Setidaknya ketika nama outlet distribusi kamu sebutkan, akan terjadi kerjasama yang saling menguntungkan juga antara kegiatan dan outlet yang membantu menyebarkan materi publikasi itu.
Tulisan lamaku yang baru ku temukan lagi. Tulisan ini pernah dipresentasikan di klab desain th 2005.
Comments