Skip to main content

Buku Harian Bernama @vitarlenololgy

Memulai sebuah catatan harian, rasanya seperti memulai sebuah pertemanan. Mula-mula masih canggung, tapi lama-lama bisa jujur, apa adanya. Bedanya buku harian tidak pernah  membuat kecewa atau berkhianat. Malahan segala macam kekecewaan bisa ditumpahkan disitu. Buku harian seperti ruang dimana diri bisa berhadap-hadapan dengan bagian diri yang lain yang selama ini tersembunyi/disembunyikan dan jarang diajak ngobrol. Dosen pengantar Psikologiku dulu (dimana aku mengulang 4 kali karena dia sebel sama aku yg dianggap kurang memperhatikan dia di kelas :D) pernah bilang, jiwa diibaratkan sebuah bejana yang terus menerus diisi. Jika bejana itu tidak mempunyai lubang untuk penyaluran, maka isinya akan luber, tumpah dan mengacaukan bagian-bagian diri yang lain. Lebih parah lagi, kalau bejana itu ga sanggup lagi menahan beban di dalamnya, dia bisa retak dan pecah. Bagiku, buku harian itu seperti saluran penting atau sebut saja keran yang bisa menyalurkan isi bejana jiwaku, biar ga luber dan tumpah. Hal-hal yang tidak dapat kukatakan pada manusia lain, perasaan-perasaan yang sulit kumengerti, coba kuuraikan lewat buku harianku, meski setelah diuraikan aku tetep ga ngerti, tapi minimal aku ngerti kenapa aku ga ngerti :D

Aku bisa menuliskannya dengan spontan dan penuh emosi pada buku harianku, apapun yang kurasakan. Dan setelah perasaan itu mereda, aku bisa memeriksa kembali perasaanku yg lalu. Menganalisanya, lalu menuliskan refleksi atas perasaan itu. Perasaan yang hanya disimpan dalam hati tanpa di tumpahkan atau diekspresikan pada medium seperti buku harian, hanya akan meninggalkan residu yang mengendap dalam diri dan jadi penyakit. Residu itu seperti air keruh yang teraduk dalam bejana, setelah tenang, endapan lumpurnya tinggal di bawah. Sementara menuliskan perasaan pada buku harian, itu seperti air keruh yang kemudian di kuras dari dalam bejana. Ketika bejana itu terisi kembali, bejana terbebas dari endapan, kalaupun ada dikit aja dan ga sampai berkerak.

Buku harianku adalah teman setiaku menelusuri relung-relung perasaan dan pikiranku. Dia membantuku menguraikan realitas yang kompleks berbaur dengan mimpi-mimpi absurd dan ganjil dan kejujuran yang seringkali sulit diterima. Aku meyakini, bahwa warisan yang paling berharga pada anak cucu adalah pemikiran-pemikiran generasi sebelumnya.Semua yang melekat dalam diriku,  bukan serta merta muncul begitu saja. Semua itu adalah kesinambungan dari generasi-generasi sebelumnya. Jika itu semua tercatat, akan mudah bagi generasi berikutnya untuk mengenali kait berkait yang membentuk identitas dirinya. 

If there's a book you really want to read, but it hasn't been written yet, then you must write it. [Toni Morrison]

Comments

Dwi Ananta said…
Waahh... ternyata bukan cuma saya saja yang memiliki tumpukan buku harian :p
Uty said…
wow banyak banget mba, itu semuanya keisi penuh ya?
vitarlenology said…
iya.. ada beberapa yg masih kosong, tapi hampir semua udah terisi penuh.. heheheh.. :)
Puwi said…
Mbak Tarlen, kebalikannya dari aku, kadang buku harian terlalu sayang untuk ditulisi apa2 hihihi. termasuk koleksi notebook buatan Mbak Tarlen sebanyak 8 buah! masihh polosssss hihihihi....

Popular posts from this blog

Giveaway: Sepuluh 'Vitarlenology's Visual Diary Pocket Book' Hanya Buat Kamu :)

  Halo teman-teman semua. Menjelang ulang tahunku, aku ingin bagi-bagi hadiah buat teman-teman semua. Ada sepuluh pocket book buatanku yang akan aku bagikan cuma-cuma. Pocketbook ini covernya diambil dari foto-foto jepretanku dari koleksi NYC visual diary. Aku ingin berbagi kesan mendalamku tentang NYC pada teman-teman semua lewat pocket book ini.  Caranya: silahkan tulis komentar apapun di postingan ini dan yang belum follow, silahkan follow dulu biar bisa ikutan giveaway ini. Aku tunggu paling lambat tanggal 30 Maret 2011, Pk. 24.00 WIB. Sepuluh orang yang beruntung akan mendapat kiriman pocket book ini dariku..  Oya, giveaway ini terbuka bagi seluruh penghuni planet bumi ini hehehhe.. alias selain orang Indonesia boleh ikutan juga kok.. :) Salam hangat,  tarlen

RTP#2: Cara Memindahkan Gambar Ke Atas Kain Dengan Menggunakan Gloss Gel Medium

Model dalam foto diperagakan oleh James Franco :D Ini adalah teknik yang aku pelajari dari kelas scrap book tobucil, yaitu cara memindahkan gambar ke atas canvas dengan menggunakan gloss gel medium. Teknik ini gampang-gampang susah, tapi sekali coba pasti ketagihan.  Bahan yang dibutuhkan adalah gloss gel medium, bisa dibeli di toko alat gambar, kain kanvas untuk melukis dan gambar yang difoto copy atau di print dengan menggunakan printer laser. Teman-teman bisa mengganti kanvas dengan kain biasa, tapi akan lebih efektif jika kain tersebut dilapisi dengan gesso atau cat tembok. Penting untuk diperhatikan bahwa gambar harus di print dengan printer laser karena jika menggunakan printer deskjet, gambar akan luntur dalam proses pemindahannya nanti. Catatan: Jika memprint gambar yang ada tulisannya, sebelum di print, tulisan di "mirror" dulu biar terbalik dan ketika dipindahkan nanti, tulisan akan ada dalam posisi normal. Gambar di bawah lupa di "mirror" jadinya