Tiba-tiba saja, pas ngaca jadi inget bahwa cermin ini tanpa terasa umurnya sudah 16 tahun. WOW.. lama juga ya. Aku ingat, aku membuatnya sendiri waktu kelas 2 SMA. Waktu itu, bapakku Alm, membawa kayu-kayu bekas peti atau jati belanda dari kantornya. Kebetulan, sebuah majalah remaja: majalah MODE, menampilkan ide-ide menghias kamar dari bahan kayu bekas peti ini. Salah satunya gimana caranya bikin cermin sendiri. Dengan memanfaatkan kaso-kaso rangka peti, aku membuat cermin ini. Semua aku potong dan aku gergaji sendiri. Bapakku hanya memberitahukan gimana caranya memegang gergaji supaya mudah memotong kayunya, selebihnya dia membiarkan aku mengerjakannya sendiri. Hiasan batang kayu dan cincin baut itu variasi yang aku kembangkan sendiri.
Aku jadi keingetan, kok dulu itu aku ga males ya motong-montong kayu segala macem dan aku malah cenderung senang dengan keterampilan yang berbau pertukangan. Apa mungkin karena dulu aku begitu bersemangat dengan cita-citaku sebagai desainer interior? sekarang rasanya aku kok sangat malas memotong kayu atau bikin-bikin sesuatu yang memerlukan keterampilan itu. Padahal kalau dari segi alat, kakakku punya banyak alat-alat yang sudah menggunakan listrik: Bor listrik, gergaji listrik, amplas listrik dan sebenernya itu lebih mudah kalau mau membuat sesuatu, di bandingkan dulu yang alatnya masih sangat manual. Mungkin juga karena aku jarang di rumah, lebih banyak di toko juga sekarang, jadinya lebih milih bikin-bikin yang bisa di kerjain di toko.. Mmmm..
Aku jadi keingetan, kok dulu itu aku ga males ya motong-montong kayu segala macem dan aku malah cenderung senang dengan keterampilan yang berbau pertukangan. Apa mungkin karena dulu aku begitu bersemangat dengan cita-citaku sebagai desainer interior? sekarang rasanya aku kok sangat malas memotong kayu atau bikin-bikin sesuatu yang memerlukan keterampilan itu. Padahal kalau dari segi alat, kakakku punya banyak alat-alat yang sudah menggunakan listrik: Bor listrik, gergaji listrik, amplas listrik dan sebenernya itu lebih mudah kalau mau membuat sesuatu, di bandingkan dulu yang alatnya masih sangat manual. Mungkin juga karena aku jarang di rumah, lebih banyak di toko juga sekarang, jadinya lebih milih bikin-bikin yang bisa di kerjain di toko.. Mmmm..
Comments