Ini adalah pengalaman pertama membuat undangan pernikahan dengan menggunakan kyai franco, my letterpress. Ternyata gampang-gampang susah. Terutama menyangkut soal presisi. Mesin letterpress seperti kyai franco tidak dilengkapi dengan dudukan kertas yang fix. Dudukan harus dibuat sendiri dan dudukan yang ga fix ini yang seringkali membuat kertas geser 1-2 mm. Untuk desain yang menuntuk kepresisian tinggi, geser ini menimbulkan masalah karena mengubah hasilnya.
Belajar dari pengalaman ini, menurutku jika kita hendak mencetak dengan menggunakan mesin letterpress seperti kyai franco, buatlah desain yang memang kepresisian bukan hal yang jadi kejaran utamanya. Malah kalo geser dikit itu bisa menambah aksen. Keterbatasan alat, menurutku justru jadi tantangan untuk mengahasilkan desain yang maksimal dengan memanfaatkan keterbatasan tersebut.
Terima kasih buat Tania yang sudah mempercayakan dan memberikan kesempatan buatku untuk menjalani proses pembelajaran ini :)
Comments