Nah, ini adalah eksperimenku beberapa waktu terakhir ini yang mencoba mengadaptasi tenun ikat ke dalam salah satu teknik book binding. Ternyata menyenangkan, selain sebagai 'binding' motifnya juga menjadi aksen yang artistik di punggung buku. Hanya saja, binding dengan motif 'Ikat' ini lebih keren kalau bukunya cukup tebal. Ketebalan menentukan kerumitan motif. Adaptasi 'Ikat' membuatku merasa sangat-sangat beruntung tinggal di negeri dengan budaya sekaya Indonesia. Banyak motif tradisional dari berbagai daerah di Indonesia yang bisa di adaptasi ke dalam jilid 'ikat' dan jadi sumber inspirasi yang ga ada habisnya.
Mulai Januari, meski mulainya di detik-detik terakhir _ aku akan mencoba berbagi catatan tentang produksi dan seputar pengalaman menjadi seorang bookbinder yang memiliki brand 'vitarlenology.' Ini bukan berarti sietem produksiku lebih baik dari yang lain, bukan. Ini justru menjadi catatan buatku sendiri yang mungkin berguna buat orang lain, untuk saling belajar dan berbagi pengalaman sebagai seorang 'crafter' dan 'book binder'. "Berapa lama ya perngerjaannya?" atau "Selesainya kapan ya mba?" pernyataan yang sangat lazim ditanyakan kosumen, ketika mereka memesan produk buatan kita. Dulu aku menjawabnya sesuai dengan waktu minimal yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Misalnya aku bisa selesaikan dua hari ya aku jawab dua hari, tiga hari, ya aku jawab tiga hari. Tapi ternyata jawaban ini buatku sungguh merepotkan. Bayangkan saja, jika ada konsumen pesan di hari senin, aku akan menjawab notebooknya akan selesai dikerjakan di hari kamis....
Comments